fanzz

Selasa, 04 Juni 2013

MENGGALI ISLAM KONTEMPORER

-->
 Judul Buku                  : Studi Islam Kontemporer
Penulis                         : M. Rikza Chamami, MSI
Penerbit                       : Pustaka Rizki Putra
Tebal Buku                  : 227 Halaman
Cetakan Pertama         : Desember 2012
            Membahas tentang Islam memang tiada habisnya. Islam sebagai sebuah agama tidak akan lepas dari realitas kognitif yang berisi peneguhan teologi dan etika. Keberadaan ini akan membantuk pola komunitas kognitif yang menyatu dengan prinsip agama yang mereka yakini.
Islam, ketika diyakini sebagai paham formal (iman) akan melahirkan pada keyakinan terhadap Nabi dan Al-Qur’an tanpa pernah ada keraguan sedikitpun terhadapnya. Berbeda ketika Islam dipandang sebagai ilmu pengetahuan tentu akan berpegang teguh pada prinsip yang rasionalistik, sehingga banyak memunculkan argumen-argumen baru yang terkadang bisa mengendorkan iman.
Hal tersebut dikarenakan agama menggunakan pola berfikir normatif dan cenderung teologis, sedangkan ilmu pengetahuan berpikir kritis dan cenderung rasionalistik. Kondisi seperti inilah yang mendorong M. Rikza Chamami, MSI untuk membuat konstruksi baru dalam memaknai studi Islam dengan berhaluan pada nalar teologis dengan perspektif yang beragam, baik normatif, historis, filosofis maupun rasionalis.
M. Rikza Chamami, MSI, dalam bukunya yang berjudul “Studi Islam Kontemporer” memaparkan warna studi Islam dalam empat pola: studi peradaban Islam, studi filsafat, serta  studi ruh sumber Islam. Perkembangan sejarah peradaban Islam mengalami pasang suurut. Hal ini menunjukkan betapa besarnya Islam. Dalam kondisi yang terjepit dan ancaman disintegrasi, Islam masih tetap eksis hingga sekarang. Kejayaan yang pernah dimiliki Islam terbukti dengan adanya pembuatan momentum propaganda dan kegiatan ekspansi.
Kejayaan Islam tidak akan terlepas dari peradaban dan kebudayaan Islam itu sendiri. Banyak kota-kota yang berhasil menciptakan  peradaban-peradaban  yang bernafaskan Islam mulai dari Baghdad (Irak), Kairo (Mesir), Isfahan (Persia), bahkan sampai Istambul (Turki). Ini bisa dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan umat Islam terdahulu yang berupa tempat ibadah, perpustakaan, bangunan istana dan tempat sosial.
Berbagai studi filsafat turut mewarnai kajian Islam, mulai dari fenomenologi, postmodernisme, bahkan sampai materialisme. Al-Qur’an juga tak mau ketinggalan. Ia merupakan sumber ajaran Islam yang dipegang teguh oleh umat Islam. Di dalamnya terdapat janji, ancaman, peringatan, dan juga sejarah sehingga sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam.
Selanjutnya, kajian Islam disusul dengan munculnya Al-Hadits sebagai sumber ajaran kedua setelah Al-Qur’an. Akan tetapi kedatanganya tidak disambut gembira oleh kalangan orientalis. Mereka menganggap bahwa Al-Hadits hanyalah ucapan Nabi dan dianggap sebagai alat politik belaka. Akan tetapi hal tersebut akhirnya diluruskan oleh kaum muslimin.
Munculnya Islam di Indonesia telah mengalami akulturasi dan asimilasi dari budaya Jawa. Berbeda dengan Islam di Timur Tengah (tempat munculnya Islam pertama kali). Hal tersebut bisa diambil kesimpulan bahwasanya Islam itu mudah diterima dikalangan manapun termasuk di Timur Tengah, Indonesia, dan seluruh penjuru dunia.
Buku ini telah mampu memberikan pemaknaan Islam yang beranekaragam serta mengaji Islam dari berbagai aspek, sehingga sedikit banyak dapat memberikan inspirasi para Mahasiswa hususnya untuk bangga menjadi umat Islam dan terus mendalaminya. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika uraian dalam buku dipaparkan lebih panjang lagi, karena uraian dari buku ini terlalu singkat.